STATIKA
FLUIDA
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase
tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada
perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa
partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga
tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan
tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak
yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan
lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang
tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap
partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida
berada dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di
antaranya, massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda
membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih
berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi.
Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu
besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda
memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari
benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut
massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa
jenis dituliskan sebagai berikut.
ρ = m/V
dengan:
m
= massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3),
dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau
g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan
massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Nama Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Air
|
1,00
|
Gliserin
|
1,26
|
Aluminium
|
2,7
|
Kuningan
|
8,6
|
Baja
|
7,8
|
Perak
|
10,5
|
Benzena
|
0,9
|
Platina
|
21,4
|
Besi
|
7,8
|
Raksa
|
13,6
|
Emas
|
19,3
|
Tembaga
|
8,9
|
Es
|
0,92
|
Timah Hitam
|
11,3
|
Etil Alkohol
|
0,81
|
Udara
|
0,0012
|
2. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair
dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh
molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain
dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi
jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih
yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum
atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan
perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang
jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa
pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat
cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis.
3. Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi
air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain
hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa.
Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada
permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh
karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa
kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut
meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut
meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik
karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar
partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air
raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh
karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah
melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap
dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat
naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari
dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah
rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga dinding
rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas merupakan
pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal
fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan
dan tegangan disebut fluide ideal.
Tekanan Hidrostatis
Tekanan adalah gaya yang bekerja
tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang
tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A
dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik
dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang
sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada
luas bidang yang besar. Dapatkah Anda memberikan beberapa contoh penerapan konsep
tekanan dalam kehidupan sehari-hari?
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi
di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida
yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada
dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat
dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas
permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida
merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi,
ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan
sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam
bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan
tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di
dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis
dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
ph
= ρ gh
|
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida
(kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2),
dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida
(m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan
oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui
bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari
permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah.
Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman
bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm
diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung,
jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c.
gliserin.
Gunakan data massa jenis
pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang
berisi air:
Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3)
(10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang
berisi air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) =
40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang
berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) =
3.780 N/m2
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan.
Alat-alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di
antaranya sebagai berikut.
Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling
sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang
satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya)
dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).
Barometer
Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum
digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan
cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.
Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of
Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan
hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya
adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung
atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105
N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105
N/m2
Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya
berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya
ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam
silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan
diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini
telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar
(atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
Contoh
soal dan pembahsan
1.
Sebuah pipa dengan diameter 12 cm
ujungnya menyempit dengan diameter 8 cm. Jika kecepatan aliran di bagian pipa
berdiameter besar adalah 10 cm/s, maka kecepatan aliran di ujung yang kecil
adalah....
Pembahasan
Data soal:
D1 =
12 cm
D2 =
8 cm
v1 =
10 cm/s
v2 =
........
Rumus menentukan kecepatan diketahui diameter pipa
sehingga
2.
Sebuah pesawat dilengkapi dengan dua
buah sayap masing-masing seluas 40 m2. Jika kelajuan aliran udara di
atas sayap adalah 250 m/s dan kelajuan udara di bawah sayap adalah 200 m/s
tentukan gaya angkat pada pesawat tersebut, anggap kerapatan udara adalah 1,2
kg/m3!
Pembahasan
Gaya angkat pada sayap pesawat:
dimana:
A = luas total penampang sayap
ρ = massa jenis udara
νa = kelajuan aliran
udara di atas sayap
νb = kelajuan aliran
udara di bawah sayap
F = gaya angkat pada kedua sayap
Data soal:
Luas total kedua sayap
A = 2 x 40 = 80 m2
Kecepatan udara di atas dan di bawah
sayap:
νa = 250 m/s
νb = 200 m/s
Massa jenis udara
ρ = 1,2 kg/m3
F =.....
3.
Gaya angkat yang terjadi pada sebuah
pesawat diketahui sebesar 1100 kN.
Pesawat tersebut memiliki luas penampang sayap sebesar 80 m2. Jika kecepatan aliran udara di bawah sayap adalah 250 m/s dan massa jenis udara luar adalah 1,0 kg/m3 tentukan kecepatan aliran udara di bagian atas sayap pesawat!
Pembahasan
Data soal:
A = 80 m2
νb = 250 m/s
ρ = 1,0 kg/m3
F = 1100 kN = 1100 000 N
νa =......
Kecepatan aliran udara di atas sayap pesawat adalah 300 m/s
Kecepatan aliran udara di atas sayap pesawat adalah 300 m/s
4.
Sebuah bak penampung air
diperlihatkan pada gambar berikut. Pada sisi kanan bak dibuat saluran air pada
ketinggian 10 m dari atas tanah dengan sudut kemiringan α°.
Jika kecepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan:
a) kecepatan keluarnya air
b) waktu yang diperlukan untuk
sampai ke tanah
c) nilai cos α
d) perkiraan jarak jatuh air pertama
kali (d) saat saluran dibuka
(Gunakan sin α = 5/8 dan √39 = 6,24)
Pembahasan
a.
kecepatan keluarnya air
Kecepatan keluarnya air dari
saluran:
b.
waktu yang diperlukan untuk sampai
ke tanah
Meminjam rumus ketinggian dari gerak
parabola, dari situ bisa diperoleh waktu yang diperlukan air saat menyentuh
tanah, ketinggian jatuhnya air diukur dari lubang adalah − 10 m.
c.
nilai cos α
Nilai sinus α telah diketahui,
menentukan nilai cosinus α
d.
perkiraan jarak jatuh air pertama
kali (d) saat saluran dibuka
Jarak mendatar jatuhnya air
DINAMIKA FLUIDA
Fluida dinamis adalah fluida (bisa
berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida
disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen
(tidak mengalami putaran-putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang
berkaitan dengan fluida dinamis ini.
1. Besaran-besaran
dalam fluida dinamis
Debit
aliran (Q)
Jumlah
volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:
Dimana
:
Q
= debit aliran (m3/s)
A
= luas penampang (m2)
V
= laju aliran fluida (m/s)
Aliran
fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Dimana
:
Q
= debit aliran (m3/s)
V
= volume (m3)
t
= selang waktu (s)
Persamaan Kontinuitas
Air
yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit
aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
Hukum Bernoulli
Hukum
Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p),
energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika
dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
Penerapan
dalam teknologi
Pesawat
Terbang
Gaya
angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah
sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di
atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya
terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di
bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara
pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran
udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F = Gaya angkat pesawat (N)
Penyemprot
Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip
kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas
selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di
bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama
kelamaan akan menyembur keluar.
Contoh soal dan
pembahsan
1.
Ahmad
mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran
seperti gambar berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a.
Debit
air
b.
Waktu
yang diperlukan untuk mengisi ember
Pembahasan
Data :
Data :
A2
= 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a. Debit air
Q = A2v2
= (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x
10−3 m3/s
b. Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20
liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x
10−3 m3/s
t = V /
Q
t = (
20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10
sekon
2.
Pipa
saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!
Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1
= A2v2
(5)(15)
= (2)v2
v2 = 37,5 m/s
3.
Tangki
air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!
Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m. Tentukan :
a.
Kecepatan
keluarnya air
b.
Jarak
mendatar terjauh yang dicapai air
c.
Waktu
yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a. Kecepatan keluarnya air
a. Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s
b. Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
X =
2√(hH)
X =
2√(3,2 x 10) = 8√2 m
c. Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
t =
√(2H/g)
t =
√(2(10)/(10)) = √2 sekon
4.
Untuk
mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2 serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a.
kecepatan
air saat mengalir pada pipa besar
b.
kecepatan
air saat mengalir pada pipa kecil
Pembahasan
a. kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12
− A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52
− 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s
b. kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
A1v1
= A2v2
(3
/ 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s
0 komentar:
Posting Komentar